Aliansi Pemuda, Mahasiswa, dan Masyarakat Besulutu Bersatu Pernyataan Sikap atas Lemahnya Kepemimpinan Camat Besulutu

Besulutu, 24 Agustus 2025 — Aliansi Pemuda, Mahasiswa, dan Masyarakat Besulutu Bersatu menyampaikan pernyataan sikap atas lemahnya fungsi kepemimpinan Camat Besulutu dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin publik, terutama dalam konteks peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketidakhadiran kegiatan olahraga pemuda dan masyarakat dalam perayaan tahun ini mencerminkan hilangnya semangat kolektif yang seharusnya ditumbuhkan oleh seorang pemimpin wilayah. Hal ini menjadi simbol dari kegagalan membangun kepemimpinan yang responsif, partisipatif, dan dekat dengan rakyat.

“Kami tidak melihat adanya inisiatif, tidak ada semangat membangun partisipasi rakyat, padahal ini momen paling sakral dalam kehidupan berbangsa. Di saat daerah lain bersatu dalam semangat gotong royong, Besulutu justru kehilangan denyut itu,” ungkap Ahmad Iswanto Kordinator Aksi.

Kepemimpinan yang Gagal Melayani Momentum Penting, Aliansi menilai bahwa alasan keterbatasan anggaran yang disampaikan camat tidak dapat dijadikan pembenaran. Banyak daerah lain tetap melaksanakan perayaan dengan dana swadaya masyarakat.

“Kepemimpinan diuji bukan ketika semua tersedia, tapi ketika semua terbatas. Apa gunanya seorang camat jika tidak bisa menggerakkan masyarakatnya bahkan untuk satu perayaan kemerdekaan?” tanya Jusmin, salah satu Kordinator lapangan yang juga tergabung dalam aliansi.

Aliansi juga menyoroti trauma kolektif akibat perayaan tahun lalu yang dianggap gagal. Proses penutupan kegiatan yang berlangsung berbulan-bulan dan pemindahan lokasi tanpa keterlibatan desa-desa peserta meninggalkan luka dan kekecewaan.

“Banyak desa merasa tidak dihargai. Ini bukan soal menang atau kalah dalam lomba, ini soal rasa memiliki dan penghormatan terhadap partisipasi masyarakat. Tahun ini mereka memilih tidak ikut bukan karena malas, tapi karena kecewa,” ujar Jusmin.

Kritik adalah Kewajiban Demokratis
Aliansi menyatakan bahwa kritik yang disampaikan, bahkan di hadapan Bupati, adalah bentuk kewajiban moral warga terhadap pejabat publik. Kritik tersebut disampaikan secara terbuka, argumentatif, dan bertanggung jawab.

“Kami tidak takut menyuarakan kebenaran. Yang tidak etis justru adalah pejabat publik yang alergi terhadap kritik,” tegas Ahmad

Gerakan Murni dari Rakyat, Aliansi menegaskan bahwa gerakan ini murni berasal dari keresahan kolektif masyarakat dan tidak dinaungi atau ditunggangi oleh kepentingan politik manapun.

“Kami tidak bergerak karena disuruh, tidak dibayar, tidak punya agenda tersembunyi. Kami hanya ingin melihat daerah kami dipimpin oleh orang yang benar-benar peduli dan layak,” pungkas Jusmin.

Tuntutan Sikap
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, Aliansi menyatakan tuntutan sebagai berikut:

1. Mendesak Bupati Konawe untuk mengevaluasi dan mengambil langkah tegas terhadap Camat Besulutu.

2. Menuntut adanya pemimpin yang mampu menghadirkan semangat kolektif dan membangun kepercayaan publik.

3. Memastikan bahwa ruang partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam agenda-agenda publik tetap terbuka dan tidak dibungkam.

Aliansi Pemuda, Mahasiswa, dan Masyarakat Besulutu Bersatu percaya bahwa perubahan harus dimulai dari keberanian menyampaikan yang benar, meski tidak populer. Jika seorang camat tidak mampu menunjukkan kepemimpinan dalam momen simbolik dan emosional seperti peringatan kemerdekaan, maka publik berhak mempertanyakan legitimasinya sebagai pemimpin.

Umar Dany
Previous Post Next Post

Contact Form