KANG REY JADI TAMU ZONA INSPIRASI KOMPAS TV: "UMUR ITU CUMA ANGKA. LIHAT TINDAKAN DAN INTEGRITAS SAYA"




JAKARTA - Kiprah Bupati Subang Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, atau akrab disapa Kang Rey, menjadi sorotan dalam program live Zona Inspirasi Kompas TV yang tayang Kamis, 17 Juli 2025. Dipandu Amanda Hajj, program ini membahas transformasi pelayanan publik dan gaya kepemimpinan baru di Subang, dari penguatan pengaduan digital hingga gerakan sosial berbasis budaya Sunda seperti 'Ngabret Nyaah ka Indung'.

Diawali dengan mengenang perjalanan politiknya, Kang Rey menyampaikan bagaimana idealisme aktivis yang ia bawa sejak kuliah membentuk keputusannya untuk masuk ke pemerintahan. “Saya menemukan titik di dalam hidup saya ketika saya demo. Tapi kalau saya tidak terjun langsung ikut terlibat ke dalam dunia politik, saya rasa saya sulit. Karena saya punya prinsip bahwa membersihkan sungai itu tidak bisa dengan kita hanya teriak dari luar sungai. Kalau kita membersihkan sungai, mau tidak mau kita harus turun, masuk ke dalam. Ya itu pengorbanan kita,” ujarnya.



Di usia 28 tahun, ia telah menjadi Bupati. Namun usia muda itu bukan tanpa tantangan. “Orang underestimate jelas ya. Umur 22 tahun jadi anggota Dewan Provinsi, bisa apa? 28 tahun jadi Bupati, bisa apa? Tapi saya menjawab setiap kritikan itu dengan tindakan,” tegasnya.

Salah satu terobosannya adalah memangkas dana hibah dan mengalihkannya ke infrastruktur. “Biasanya anggaran infrastruktur jalan itu hanya Rp50 miliar, tahun ini saya naikkan jadi Rp250 miliar. Saya selalu tegaskan, hari ini saya jadi Bupati ini nggak punya keluarga, nggak punya teman, nggak punya saudara, nggak punya siapapun. Semua berjalan sesuai dengan aturan saja,” ucapnya tegas.



Gaya komunikasi Kang Rey juga menjadi perhatian. Ia memimpin langsung sistem aduan publik berbasis media sosial dan membentuk sistem real-time bersama kepala OPD. “Jam 7 malam semua kepala OPD standby HP. Laporan masyarakat hari itu dijadikan acuan kerja keesokan harinya. Saya umumkan dua minggu sekali OPD terbaik dan terburuk. Biar punya beban moral. Ada reward and punishment,” jelasnya.

Amanda juga menggali filosofi kepemimpinan Kang Rey. Baginya, integritas adalah fondasi utama.

“Yang pertama integritas, ya. Saya jadi bupati ini saya mundur dari Dewan Provinsi yang udah nyaman. Tapi saya mundur karena tujuan saya ke sini memang ingin mengubah Kabupaten saya. Dan mohon maaf, mungkin urusan pribadi saya sudah selesai. Sehingga saya tidak ada pikiran untuk mencari keuntungan dari jabatan bupati. Jadi kerjanya lillahi ta’ala, menjaga integritas. Sejak saya dilantik, saya sudah sampaikan ke semua OPD: ketika dipimpin oleh saya, saya tidak ingin dengar ada OPD atau siapapun mengatasnamakan saya. Dan saya tidak bisa didekati dengan hal-hal yang sifatnya kepentingan pribadi. Jadi integritas itu nomor satu.”

Ia juga menyampaikan langkah besar dalam memangkas birokrasi: “Mulai September, bikin KTP, KK, dan lainnya nggak perlu ke Disdukcapil. Semua bisa lewat kecamatan. Ada laporan pungli Rp120 ribu buat KTP, saya copot pejabatnya hari itu juga.”


Dalam segmen lain, Kang Rey menjelaskan visi Subang sebagai kabupaten strategis. “Kalau orang bilang Bandung diciptakan saat Tuhan tersenyum, saya bilang Subang diciptakan saat Tuhan tertawa-tawa. Pertanian kita punya, industri punya, pariwisata juga. PR kami sekarang bagaimana membagi wilayah secara strategis agar ketiga potensi ini tidak tumpang tindih, tapi saling memperkuat.”

Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran masyarakat lokal dalam arus industrialisasi. “Subang punya dua kawasan ekonomi khusus. Tapi jangan sampai masyarakatnya cuma jadi penonton. Kita harus jadi pengisi, bukan hanya menyaksikan. Kita punya pelabuhan internasional, pabrik mobil listrik, ini peluang dan tanggung jawab,” katanya.


Program unggulan Ngabret Nyaah Ka Indung juga mendapat sorotan. Program ini mendorong ASN Subang mengasuh lansia secara sukarela. “1 ASN punya 1 Indung asuh. Saya pribadi punya 12. Setiap bulan terkumpul sekitar Rp250 juta dari infak sukarela. Ini bukan soal uang saja, tapi soal perhatian dan empati,” ujar Kang Rey.

Ia mengakui perubahan ini tidak mudah. “ASN dulunya sudah punya zona nyamannya sendiri, tapi saya gebrak. Setiap OPD yang lambat tindak lanjut, saya umumkan. Ini cara saya membangun integritas,” tegasnya.

Soal pendidikan dan kesehatan, Kang Rey menyampaikan langkah konkret. “Seragam SD-SMP untuk siswa baru sudah gratis. Target saya tahun depan semua kelas 1-6 SD dan 1-3 SMP juga gratis. Puskesmas juga akan diperkuat agar masyarakat nggak harus jauh-jauh ke kota hanya untuk berobat ringan,” jelasnya.

Di ujung sesi, Host Amanda Hajj menanyakan hal paling personal: ingin dikenang sebagai Bupati seperti apa? Jawaban Kang Rey penuh kejujuran dan kesederhanaan:
“Saya ingin dikenang sebagai Bupati yang bisa memberikan perubahan dan dampak positif kepada masyarakat saya. Saya tidak memikirkan kepentingan pribadi saya maupun golongan saya,yang penting kepentingan masyarakat.”

***


Previous Post Next Post

Contact Form